JAKARTA - Setiap Lebaran tiba, satu tradisi yang paling ditunggu-tunggu anak-anak adalah salam tempel. Uang yang diselipkan dalam genggaman tangan saat bersalaman ini bukan sekadar hadiah, tetapi juga bagian dari kenangan dan kebahagiaan masa kecil.
Orang tua dan saudara yang lebih tua mulai memberikan uang kecil kepada anak-anak.
Bagi banyak orang, salam tempel adalah bagian dari memori Lebaran yang paling membekas. Ada yang mengingat bagaimana mereka dulu mengantre rapi di depan kakek-nenek untuk mendapatkan amplop berisi uang, ada juga yang masih bisa membayangkan aroma khas lembaran uang baru yang didapat saat itu.
Namanya Utin (55 tahun), mengenang bagaimana ia dulu dengan penuh semangat mengumpulkan salam tempel dari para paman dan bibi, lalu menyimpannya dalam dompet kecil khusus.
BACA JUGA:
"Waktu kecil, saya dan sepupu-sepupu sering membandingkan siapa yang dapat paling banyak. Rasanya seperti menang lotre kecil-kecilan," katanya sambil tertawa saat mengisahkan kenangannya kepada voi.id, Kamis 3 April 2025.
Namun, di balik kegembiraan itu, ada juga kisah haru.
"Dulu saya berasal dari keluarga sederhana, jadi uang dari salam tempel benar-benar berarti. Bisa buat beli buku atau jajan yang biasanya nggak bisa saya beli," ujar Utin.
Salam Tempel Momen yang Ditunggu-tunggu

Salah satu tradisi yang dilakukan masyarakat Indonesia di hari Raya Idulfitri adalah salam tempel. Idulfitri menghadirkan kegembiraan bagi semua orang, tak terkecuali, anak-anak. Keumuman dari mereka begitu girang karena melulu mendapatkan salam tempel di setiap bertemu, atau berkunjung ke handai taulan.
Memberikan hadiah salam tempel saat Lebaran sudah menjadi tradisi yang mengakar dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Terutama anak-anak, momen yang ditunggu-tunggu, yakni menerima salam tempel.
Dalam Islam, berbagi rezeki sangat dianjurkan, terutama di momen bahagia seperti Idulfitri. Bersedekah di hari Lebaran merupakan sesuatu yang dianjurkan. Hal ini, sebagaimana yang juga dilakukan Nabi Muhammad SAW setiap usai Salat Id.
Salam tempel adalah pemberian tunjangan hari raya (THR) berupa sejumlah uang dari orang dewasa untuk anak-anak. Pemberian ini, bahkan sudah menjadi tradisi turun temurun saat Lebaran Idulfitri.
Salam tempel, kata Budayawan Betawi, Yahya Andi Saputra, merupakan ungkapan kasih sayang, dan merupakan kebahagiaan di hari suci dan fitri.

"Macam-macam namanya, salam tempel, angpau, nadang, dan nyecepin. Itu udah jadi tradisi. Biasanya orang tua yang sudah bekerja akan memberikannya kepada anak-anak yang lebih muda. Salam tempel sebagai bentuk penghargaan atau hadiah dari orangtua kepada anak-anak mereka yang telah mencoba menjalankan ibadah saat Ramadan. Ya rasa sayang, rasa peduli, rasa mendidik, dan disiplin," ungkap Yahya Andi Saputra, Rabu, 2 April 2025.
Pemberian salam tempel diharapkan dapat membuat anak semakin termotivasi untuk melaksanakan ibadah serupa pada Ramadan yang akan datang.
"Tujuannya memberikan apresiasi dan membahagiakan anak-anak. Bentuk edukasi kepada anak-anak. Upaya anak-anak menjalalankan ibadah harus diapresiasi sehingga mereka girang, disiplin, tidak terbebani, memahami ibadah puasa yang mereka kerjakan," kata Yahya.
Dinamika Modern Salam Tempel
Seiring perkembangan zaman, cara memberikan salam tempel juga mengalami inovasi. Jika dahulu uang diberikan langsung dari tangan ke tangan,
kini beberapa orang mengganti salam tempel dengan transfer digital atau e-wallet, terutama bagi keluarga yang tidak bisa bertemu langsung saat Lebaran.
"Nah, memang benar tuh. Kemarin saya kasih ponakan secara langsung, malah bilang di TF (transfer) saja tante, kata keponakan saya," ucap Yena, karyawati yang bekerja di perusahaan swasta di Jakarta, mengisahkan keheranan kejadian tersbut kepada Voi.id, Kamis, 3 April 2025.