Sebagai Persiapan, Lakukan 5 Jenis <i>Medical Check Up</i> sebelum Program Kehamilan
Ilustrasi jenis medical check up sebelum program kehamilan (Pexels/Gustavo Fring)

Bagikan:

JAKARTA – Sedang dalam program kehamilan, banyak hal yang perlu dipersiapkan. Tenang, yang penting kesehatan bukan? Memastikan kesehatan Anda dan pasangan dalam kondisi baik memudahkan jalan ke depan. Dengan mempersiapkan sebaik mungkin, kemudahan akan didapat belakangan.

Untuk itu, sebelum menjadi orang tua, Anda dan pasangan perlu medical check-up. Mengapa ini penting? Menurut American Congress of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), kesehatan dapat menunjang kehamilannya nanti. Riwayat kesehatan calon parent juga perlu diidentifikasi supaya tidak mengalami penyakit berat yang tidak disadari.

Tes apa saja yang berlu dilakukan? Ini daftarnya dilansir Parents, Selasa, 2 November.

1. Pemeriksaan umum

Seorang ob-gyn bersertifikat di Saddleback Memorial Medical Center, Laguna Hills, California, menyarankan bahwa kehamilan akan lebih optimal jika Anda dan pasangan dalam kondisi yang sehat. Pada kunjungan prakonsepsi, Anda dan pasangan bisa bertanya sejumlah hal pada dokter kandungan.

Misalnya soal berat badan, nutrisi, olahraga, obat-obatan yang selama ini dikonsumsi, riwayat kesehatan, periode menstruasi, alat kontrasepsi yang digunakan, kehamilan sebelumnya, hingga kebiasaan gaya hidup.

Dengan begitu, Anda dan pasangan memiliki gambaran menyeluruh tentang kesehatan. Yang paling berarti mengecek tekanan darah, tes darah, pemeriksaan panggul, dan tes PAP. Dokter kandungan Anda mungkin juga akan bertanya tentang masalah kesehatan kronis, diabetes, hipertensi, gangguan tiroid, asma, dan gangguan autoimun.

2. Vaksinasi

Menurut dokter Kenneth James, M.D., jika Anda berencana hamil, penting untuk memastikan tentang vaksinasi apa saja yang telah dilakukan setiap pasangan. Ini perlu dikonsultasikan untuk menghindari yang mungkin berbahaya bagi kehamilan atau bayi Anda.

Misalnya, sudah vaksinasi tetanus, difteri, dan pertusis maupun hepatitis B, campak, gondok, rubella, dan cacar air. Jarak ideal antara mendapatkan vaksin dan kehamilan sekitar 3-6 bulan.

3. Infeksi menular seksual (IMS)

Meskipun Anda yakin berada dalam hubungan monogami dengan pasangan, lebih baik tetap melakukan cek IMS daripada menyesal di belakang. Sebab kesehatan bayi bisa bergantung pada kondisi ini. IMS yang tidak diobati dapat menyebabkan masalah serius bagi kehamilan dan bayi.

Pada beberapa kasus, klamidia berkaitan dengan persalinan prematur, gonore dapat menyebabkan keguguran, sedangkan sifilis bisa menimbulkan masalah pada bayi seperti jantung, kulit, mata, gigi, dan tulang bayi.

4. Tes genetik

Tes genetik, menurut Shona Murray, M.D., tidak harus dilakukan semua orang tetapi semua calon orang tua harus tahu tentang informasi kesehatannya. Direktur Kedokteran Reproduksi Tingkat Lanjut Colorado Springs, Universitas Colorado ini menyarankan untuk melakukan tes genetik pra-kehamilan.

Tes ini akan membantu menentukan apakah Anda atau pasangan pembawa gen abnormal terkait dengan penyakit tertentu yang mungkin diturunkan ke bayi. Dokter juga mungkin atan menyarankan melakukan tes cystic fibrosis (CF) dan atrofi otot tulang belakang.

5. Pemeriksaan gigi

Ungkap Mark K. Nguyen, D.D.S. dokter gigi di Costa Mesa, California, kehamilan berkaitan erat dengan kondisi gigi. Selama kehamilan, tubuh mengalami perubahan hormonal yang dapat menyebabkan peradangan gusi atau dikenal dengan pregnancy gingivitis.

Kondisi tersebut meningkatkan kerentanan Anda terhadap bakteri yang menyebabkan penyakit gusi. Berdasarkan penelitian, penyakit gusi meningkatkan risiko kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah.

Sebagai tambahan, Anda dan pasangan juga perlu memiliki keseimbangan emosional sebab akan berkaitan dengan kesehatan fisik. Agar program kehamilan tetap berjalan dengan baik, diskusikan setiap langkah dengan pasangan ya.